Saturday, January 09, 2010

Pendekatan Sosial dan Teknis Akan Membuat Indonesia Sejahtera

Banyak penyelesaian suatu masalah hanya menggunakan satu pemikiran, padahal belum tentu satu gagasan dalam penyelesaian itu mujarab. Perlu diingat pandangan orang akan suatu masalah pasti berbeda beda, sebagai contoh jika kita mendeskripsikan suatu benda. Semisal almari, dengan sudut pandang yang berbeda si A menyebut almari itu berbentuk persegi panjang, si B mengatakan bentuk lemari ini bujur sangkar dan juga si C akan mengatakan dengan sudut pandangnya yang berbeda. Itu dalam segi sudut pandang, perlu diingat juga bahwa basic ilmu setiap orang juga berbeda-beda. Untuk itu penyelesaian masalah harus melibatkan beberapa orang yang berkapasitas untuk meramu cara yang sesuai.

Jika suatu masalah akan diselesaikan dengan beberapa orang yang bervisi sama, maka sangat baik dengan mempertimbangkan beberapa aspek. Beberapa aspek tersebut bisa diampu oleh orang yang mempunyai basic ilmu sesuai akar permasalahan. Sebagai contoh penerapan MCK (Mandi Cuci Kakus) didaerah yang konon belum baik sanitasinya, khususnya sanitasi keluarga. Pemerintah akan membuat program membangun MCK didaerah tersebut, maka belum tentu mujarab, karena di daerah yang sanitasinya buruk tadi, warga sudah terbiasa dengan (Open Defecation) buang air besar di sembarang tempat atau di kawasan luar rumah (sawah, dsb). Maka hal tersebut tidak bisa diatasi dengan penyelesaian teknis saja seperti membangun MCK, melainkan dengan pendampingan pendekatan sosial. Sulit bagi orang yang terbiasa untuk berpindah kebiasaan, maka kalau hanya dengan pendekatan teknis MCK tersebut tidak akan berguna, jika berguna tidak akan bertahan dalam waktu yang lama, karena masyarakat belum terbiasa dan akan minim perawatan. Beda dengan pendekatan sosial dan teknik yang dijadikan penyelesaian masalah, hal itu akan berdampak Sustainable Development. Saya kira hal ini sedang dilupakan bangsa ini, terlalu sibuk membangun dan lupa merawat, bisa jadi karena pendekatan yang salah.

Output dari pendekatan diatas, akan sangat baik. Itu baru dengan dua pendekatan, jika ada permasalahan yang kompleks, bisa juga beberapa disiplin ilmu dijadikan pendekatan penyelesaian masalah. Suatu contoh terjadi kekeringan di Gunungkidul, Yogyakarta, jika kita akan membantu tentu memerlukan beberapa pendekatan, teknis tentu karena untuk mendekatkan sumber air atau menaikannya perlu solusi teknis, tidak lupa pendekatan sosial, karena sebelum mendapatkan air bersih yang layak warga akan menerima suatu perbedaan yang luar biasa, mulai dari sektor ekonomi, lingkungan dll, pendekatan dari basic ilmu biologi karena mungkin energi untuk menaikan perlu dukungan Biodiesel atau basic ilmu kehutanan dimana sumber air yang diambil sub cathment areanya perlu dijaga, semisal dengan reboisasi. Bisa ditambahkan dari ilmu kimia bahwa air yang diambil juga perlu ditreatment, dsb. Ini menunjukkan suatu masalah perlu pendekatan berbagai bidang. Pendekatan sosial juga tidak bisa diawal saja, sebelum dan sesudah perlu diperhatikan. Untuk itu perlu juga Sustainable Program guna mendukung Sustainable Development.



Dalam membangun kita semua mengerti bahwa perlu dibuat DED (Detail Engineering Design) dengan penambahan pendekatan sosial yang tentu akan lebih baik maka diperlukan DESD (Detail Engineering and Social Design). DESD ini bisa jadi cara atau penerapan agar Indonesia lebih sejahtera.


Robby Adiarta,
Disarikan dari pengalaman dan teman-teman hebat Waterplant UGM

No comments:

Post a Comment