Sunday, December 21, 2008

Air dan Minyak

Air dan minyak tidak selalu berjalan sendiri, kadang mereka bersatu untuk suatu kehidupan yang panjang. Air yang selalu berputar sesuai hukum alamnya, hilang dan datang sesuai rotasinya. Mereka sombong hilir mudik lewat uap dan hujan. Minyak yang tak terkira akan lenyap pada saatnya, jika saatnya hilang dan tak pernah kembali. Air dan minyak kita satukan dalam menghidupi kehidupan kita, tidak selalu kita mengingatnya bahwa mereka rela bersatu demi tegaknya kaki kita, padahal air dengan siklus hidrologinya juga punya keterbatasan. Sangat nampak jika minyak tidak bisa meregenasi dirinya dan kita acuh tak acuh. Sombong aku terhadap dunia ini.

Kukotori alam hidupku dengan kesenangan, kulubangi bumiku dengan perbuatanku. Kukesal panas terik menghampiri kulitku, aku tidak sadar panas yang menembus kulitku adalah akibat perbuatanku akan alamku. Sadarku sejenak berpikir, akulah pelaku yang membuat kulitku terbakar. Sadarku berpikir, alamku tidak aku seorang hidup didalamnya, syukur hanya manusia, tapi aku tersilap rantai kehidupan bukanlah hanya mahluk sejenisku saja, berarti tanaman, hewan dan lainnya juga mengeluh akan perbuatanku, tentu Sang Pencipta tidak lalai akan mengingatkanku sebentar lagi atau kelak.


Yogyakarta, Anugerah Boarding House

Sabtu, 11 Oktober 2008

23:18


Pecinta Tanah Air,

Robby Adiarta

No comments:

Post a Comment